11 April 2016

Masa

Fajar. Tanda cerita kehidupan anak manusia dimulai. Dalam pekatnya kabut kucoba menerobos gelapnya. Gelap akan kelamnya subuah kehidupan. Kulangkahkan kaki untuk mencoba mencari dimana bias cahaya kehidupan bersinar. Mencoba berpacu dalam sebuah drama realita dalam panggung sandiwara. Mencoba dan berusaha menjadi aktris terbaik dalam setiap peran yang kuterima. Dan kali ini peranku adalah seorang pemimpi.

Iya, pemimpi. Pemimpi tentang kehidupuan dimasa depan. Orang bilang mimpi tak pernah menjadi nyata selama kita tidur. Ah, itu hanya kata orang saja. Yang benar mimpi akan menjadi nyata kalau diperjuangkan. Bicara soal mimpi, pada umumnya setiap orang mempunyai mimpi apapun itu, namun perbedaanya terletak pada sebera besar upaya dalam merealisasikannya. Dan disini peranku adalah sebagai pejuang mimpi.

Meraih mimpi tidaklah seperti berjalan diatas karpet merah yang bertabur bunga. Tentu saja akan menuai berbagai jalan yang tak semestinya selalu mulus. Konsisten dan komitmen pada diri sendirilah yang mampu dijadikan pegangan. Hal ini karena banyak sekali halangan yang mencoba membuat seseorang tersandung. Salah satunya adalah masa lalu.

Masa lalu adalah masa dimana tak ada cerita masa depan. Didalamnya hanya ada setumpuk cerita yang sudah berlalu. Apapun ceritanya entah itu yang indah ataupun biasa saja sekalipun penuh luka akan selalu terkenang. Apalagi sepucuk kisah romantisme anak manusia. Bicara romantisme pasti saja bicara masa depan. Ini salah satu contoh sepenggal masa lalu yang benar-benar berpotensi menjegal masa depan. Lalu apa yang harus dilakuakan???

Hal yang harus dilakukan pada kisah romantisme masa lalu adalah simple. Seindah apapun itu tetaplah kenangan. Justru kenangan inilah yang bisa menggerogoti semangat dimasa sekarang dan masa depan. Bicara melupakan kenangan adalah suatu kemustahilan kecuali seseorang mengalami amnesia. Jadi, cara paling efektif adalah menciptakan hidup bahagia dan asyik bersama orang-orang terdekat kita sekarang sampai kita tidak sempat memingat bahkan memikirkan apa itu kenangan. Kata Widji Thukul: "Kenangan, lawan!"

Cara selanjutnya adalah berdamai dengan mantan. Yang perlu di garis bawahi, dicetak tebal dan diformat miring disini 'berdamai' bukan berarti kita tak bisa move on dari mantan. Sebaliknya, 'berdamai' adalah suatu sikap ikhlas dimana seseorang benar-benar menyadari kalau mantan pasanganya itu memang bukan jodohnya dan mengikhlaskan jika dia ditakdirkan  berjodoh dengan orang lain. Simple diucapkan tapi rumit dijalankan. Tentu saja hal ini harus diimbangi dengan kegiatan bersifat kepo yang pada akhirnya menjadikan baper. Kepo, katakan tidak.

Demikianlah sedikit curahan tentang masa. Kesimpulannya adalah masa lalu biarlah berlalu, masa depan mari diperjuangkan. Jangan sampai masa lalu menjadi sandungan bagi masa sekarang untuk memperjuangkan masa depan.

"What doesn't kill you make you stronger. Stay strong and keep moving on!"

09 April 2016

Janji

"Aja sok gampang janji wong manis, yen ta amung lamis. Becik aluwung prasaja nimas, ora agawe cuwa."

Penggalan salah satu tembang Jawa yang berjudul "Aja Lamis" diatas mungkin sudah sering kali kita dengar, akan tetapi sudahkah kita memahami dan meresapi maknanya? Mungkin saja banyak yang belum. Baiklah, akan sedikit saya ulas. Secara harafiah penggalan tembang tersebut memiliki arti tekstual "jangan mudah berjanji duhai orang manis. Lebih baik jujur saja wahai adik (perempuan) tak kan membuat kecewa". Secara kontekstual penggalan salah satu tembang Jawa ini menceritakan sebuah pesan untuk seseorang yang telah memiliki hubungan dekat. Isi pesannya adalah nasehat untuk tidak mudah mengumbar janji kalau pada nantinya tak bisa memenuhi. Untuk itu, pengarang lagu menyarankan lebih baik berkata jujur apa adanya  tanpa kamuflase. Dengan kejujuran serta keterbukaan itu tidak akan membuat kecewa orang lain. Kurang lebih seperti itu.

Dalam kehidupan nyata sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Disinilah terjadi interaksi antara manusia satu dengan manusia lainnya. Interaksi ini berbentuk komunikasi entah itu melalui verba ataupun nonverbal. Dalam komunikasi verba, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Salah satu contoh realita dalam kehidupan sehari-hari manusia berusaha mengungkapkan apa yang dirasakanya. Entah itu ketika merasa bahagia, sedih, terpesona, terharu dan lain sebagainya. Yang jelas semua merupakan eksresi luapan jiwa anak manusia. Sebagai contoh ungkapan adalah janji.

Janji adalah sebuah ungkapan didalam hati maupun diikrarkan pada orang lain yang dikemudian hari alan dimintai pertanggung jawaban untukbditepati. Janji umunya diperuntukan untuk orang lain. Contohnya adalah sepasangan sahabat yang sama-sama berjanji untuk saling ada untuk satu sama lain. Disisi lain janji juga bisa diperuntukkan diri sendiri. Contohnya adalah ketika berjanji kepada diri sendiri untuk tidak berbuat negatif. Entah untuk siapa janji itu wajib ditepati.

Kata pepatah janji adalah hutang, sedangkan hutang wajib dibayar, sehingga ketika seseorang sudah berjanji hendaklah berusaha menepati. Dalam agama juga disebuatkan: "Ada tiga tanda-tanda orang munafik; 1) jika berkata berbohong; 2) jika berjanji mengingkari; dan 3) jika berkata berkhianat". Jangan sampai kita termasuk orang munafik.

Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap janji apapun alasanya wajib ditepati. Ketika kita meningkari janji itu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Lebih baik tidak usah berjanji jika tak yakin mampu menepati. Karena sesungguhnya, janji adalah sebuah pengingkaran yang tidak ditepati.

07 April 2016

Bebas!!

Kebebasan itu layaknya merpati yang terbang tinggi menembus cakrawala tanpa berbatas masa
Kebebasan itu layaknya koi yang berenang menyusuri dalamnya samudra tanpa berbatas ruang
Kebebasan itu aku tanpamu. . .

Karena kebebasan adalah sirnanya belenggu  dalam ruang dan waktu
Jadi, jangan pernah lagi melumpuhkanku dengan mengatasnamakan kasih sayang

Ponorogo, 080416

04 April 2016

Apa kabar senja?

Senja, bagaimana kabarmu kini?
Rasanya lama sekali tak berbagi kisah pada blog ini. Mungkin karena jemari ini terlalu sibuk merangkai berderet kalimat untuk orang lain, walau pada akhirnya kini kembali berstatus menjadi pejuang pena.
Tak banyak yang ingi kubagi pada senja ini. Cukup singkat saja, tentang apa yang aku rasakan saat ini. Barang kali aku tak menemukan kalimat yang tepat untuk merasakan apa yang ada dalam benakku, namun yang pasti pada senja ini aku berjanji. Berjanji kepada diriku sendiri, kepada Perwara Rasmi untuk hidup dalam rasa dan dalam hening. Pada dasarnya kunci hidup adalah rasa. Mersudi patitising tindak pusakane titising hening. Itu saja. . .

Surakarta, 4 April 2016

03 Juni 2015

Swara Ati


Dak sawang uripku sajroning lakuku iki
Nadyan adoh karepe ati
Nanging kasunyatan ora bisa dak selaki
Apa iki kang wus dadi garise uripku?
Ora ngerti dak rasa banjur atiku nelangsa
Wiwit biyen nganti teka seprene
Ora liya amung kanggo bekti
Nadyan lintang iku wis ora bakal bali
Nanging pangare-arep iku isih ana lan bakal terus ana
Nganti tekan sirnane jagadku
Ora ana liya, muga nggayuh urip sampurna.  .  .

BUMI REYOG





14 Mei 2013

......................... 
Galar-galar katresnan iku saiki wis gapuk
Teka galihing wis waradin kepangan nonor
Dudu amarga kepangan mangsa utawa suwening wektu
Pindha kekayon kang mranggas, aking lan tunggu janji
Baya-Karta wusana dadi pangimpen
Kembanging turu kanggo wong turu
.........................


(Suruping surya, mendhung tumlawung ing Kasunanan Surakarta Hadiningrat)